Bagaimana Kehidupan Sosial, Budaya Dan Moralitas Kal - Bar ?

2/02/2022

Sejak 1930an pembangunan moralitas merupakan hasil dari sistem ekonomi budaya yang berlangsung melalui perkampungan Desa, masyarakat kota dan kehidupan secara kolektif terjadi hingga saat ini. Jika memahami bagaimana agama yang baik, dan hidup sesuai dengan moralitas mereka, maka mereka memahami kehidupan ekonomi politik diciptakan di Indonesia.

Bagaimana, mereka melihat berbagai aktivitas sosial di masyarakat, dengan berbagai akses kehidupan sosial di masa lalu. Konflik etnik, merupakan hasil dari ketidaksenangan masyarakat agama dan budaya dalam melihat kondisi ekonomi, yang terbangunan dari berbagai Negara.

Hal ini menjelaskan bagaimana persaingan serta konflik sosial dari hasil pembangunan sosial di masyarakat lokal, dan di Nasional dibentuk melalui ekonomi di Indonesia. Hal ini menjelaskan bagaimana posisi mereka di masyarakat, dan bagaimana mereka hidup berdasarkan persaingan ekonomi, kelas sosial, dan agama mereka di masyarakat.

Menjelaskan sejarah panjang terhadap pembangunan kota, akan dipahami dengan adanya tempat tinggal, Dayak – Tionghoa di masing-masing tempat tinggal. Hal ini menjelaskan bagaimana ekonomi, dan seksualitas mereka rencanakan dalam mengganggu berbagai hal terkait moralitas dari ekonomi urbanisasi.

Lantas orang tersebut tidak jauh dari Orang Tionghoa Hulu (Kapuas hulu), dan Pontianak, serta Batak – Jawa guna naik kelas sosial hasil dari seksualitas menjijikan Batak - Jawa. Tidak memiliki malu dan hidup sebagai orang dibalik tembok agama, menjelaskan berbagai aktivitas dan pendidikan ekonomi mereka di masyarakat saat ini 2000 -2008.

Di Indonesia, budaya seksualitas dan tidak memiliki malu itu tercipta di Gereja - Mesjid dan tempat pendidikan dan budaya mereka di Ibukota Negara, dan Provinsi. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup, dan tinggal seperti kandang binatang Sihombing, Kalimantan Jawa, perompak kapal.

Membahas kebudayaan mereka melalui hasil seksualitas akan merujuk pada agama yang mereka yakini secara Indonesia. Hal ini dipahami bahwa berbagai hal terkait dengan sistem budaya dan agama dalam melihat berbagai sistem pembangunan desa, dan kota, baik itu di sengaja dan di rencanakan, hasil kebobrokan sumber daya manusia di Kalimantan Barat.

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close