Refleksi Kehidupan Sosial Budaya Tionghoa di Perkotaan Pontianak

2/17/2022

Kehidupan sosial yang berasal dari budaya Tionghoa – Dayak 1967  - 99 tidak lepas dari berbagai faktor yang mengikat adanya budaya lokal masyarakat setempat. Hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dinamika budaya masyarakat yang tidak lekang pada aspek ekonomi.

Masing-masing masyarakat Tionghoa berawal dari migrasi di tempat sebelumnya, di China baik itu sebagai penambang, petani, pekerja, dan ahli hukum menjelaskan berbagai aktivitas sosial budaya mereka di masyarakat hingga saat ini.

Hal ini diketahui bahwa berbagai kegiatan ekonomi berawal dari masyarakat setempat, yang memiliki peran serta di masyarakat secara umum. Konflik sosial ekonomi diciptakan oleh segelintir orang dan di rumah tangga, terutama berbagai kejadian yang terjadi di Pontianak, berdasarkan hasil mata pencaharian yang menyimpang baik itu pengetahuan dan lainnya menjelaskan hal ini.

Ekonomi politik dan seksualitas akan berasal dari dinamika budaya lokal, yang dibentuk berdasarkan agama, dan kehidupan sosial yang saling berinteraksi. Hal ini menjelaskan berbagai hal dengan dinamika budaya yang melekat pada aspek kehidupan budaya, dan ekonomi di masyarakat hingga saat ini.

Ketika hal ini berdampak pada budaya lokal di Pontianak, akan berasal dari Tionghoa – Dayak misalnya, kemajuaan ekonomi berdasarkan kehidupan sosial sehari – hari telah terjadi berdasarkan sistem ekonomi dilangsungkan di tempat bekerja.

Sementara, apa yang penting dalam melihat berbagai aspek politik akan sangat berbeda ketika kebutuhan, rakayasa sosial, dan berbagai hal terkait persoalan sosial memang tampak pada kehidupan budaya mereka yang keras.

Pada tahun 2002 dalam hal ini ekonomi anjlok, dan krisis ekonomi terjadi maka politik ekonomi menjadi pilihan untuk membenahi kota dan diri mereka secara budaya dan agama terutama di Pontianak, Kalimantan Barat, dan di Indonesia tentunya.

Menjadi refleksi dan aspek kehidupan sosial yang layak dipahami dengan baik adanya  perubahan sosial budaya, dan politik di masyarakat berdasarkan hasil peraih kelas sosial, dan kepentingan politik. Tidak mau kalah, dengan budaya lainnya maka dijelaskan dengan baik adanya ketimpangan sosial, persaingan kelas sosial, dan upah kerja terjadi di Pontianak – Jakarta.

Secara kolektif dan individual maka mereka berlomba – lomba urbansiasi ekonomi politik, dengan baiknya tidak sebagai non manusia atau binatang. Hal ini dijelaskan adanya konflik sosial, baik itu disengaja yang terjadi di masyarakat, dan kelompok.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close