Washington DC, Perang, Kebohongan Dan Keadilan

3/02/2022

Washington, sebelum pandemi, film wachington DC ini menempatkan berbagai kehidupan sosial dan budaya Barat yang begitu fantastik, dan memukau para penonton termasuk saya hingga saat ini. Ketika itu, hal ini menarik bahwa keadilan yang dipimpin oleh kapten Amerika itu hebat dalam memimpin perang yang ketika itu, bersama Hulk ahli biologi.

Tetapi, ketika mendaftar di Untan Pontianak, tidak masuk di Biologi. Memang ketika hal itu terjadi pada politik PDI Perjuangan yang tidak tahu malu itu dan hidup numpang pada aspek kerajaan itu. Suatu penyadaran diri terhadap masyarakat Tionghoa - Batak di Pontianak. 

Hasil seksualitas yang menjijikan itu di MRPD Pancasila dan Katedral. Mereka menyusup pada pendidikan Katolik di Pontianak untuk bertahan hidup, hasil partai politik tidak memiliki bobot, agar sampai pada di vatikan itu.

Pada kelas sosial, dan berbagai mobil telah melayang pada peran avenger telah membuktikan begitu bobrok orang imigran yang sebelumnya datang di Pontianak, tentunya sebagai perusak kesehatan medis  hanya seorang buruh kapal.

Persaingan avenger mengenai Washington orang berlindung pada teologi dan peradaban manusia, terhadap agama dan budaya tepatnya. Bermimpi, menjadi paling baik dalam ilmu medis, padahal bobrok kualitas sumber daya manusia dan medis di Pontianak, dengan hasil olahan sampah di Protestan – Katolik, pembuangan dari Jakarta – Sumatera.

Begitulah hidup masyarakat Tionghoa – Jawa dari hasil seksualitas dan kelas sosial yang rendah itu. Berbagai peran dilancarkan, hingga kepolisian, jaksa di Pontianak – Kalimantan Barat, dapat berbohong, tentunya hal ini menjelaskan sistem ekonomi mereka di masyarakat, tidak memiliki apa – apa ternyata, itu yang dilakukan disini oleh sekelompok orang dari distrik.

Tembok yang kokoh dirobohkan oleh Amerika Serikat, tetapi Indonesia tidak malu melakukan hal tersebut yaitu seorang Gubernur Cornelis dan Presiden tidak memiliki malu terhadap ekonomi Barat dan Liberal. 

Dan yang paling rendah, serta kualitas sumber daya manusia begitu menjijikan itu, dan penggunaan teknologi tentunya, digunakan untuk meeting, dan lainnya Iron man pun juga akan ikut berperang.  Teknologi mana digunakan pada Hulk, seorang ahli biologi itu, memang pada dasarnya mereka hidup secara primitif, dan hanya mengandalkan peler (Batak - Dayak - Tionghoa) mereka untuk hidup. Perang dalam film itu menjelaskan bagaimana seksualitas di Kalimantan Barat – Jakarta. 

Serta ekonomi yang diberikan tidak sesuai dengan pembayarannya. Konflik pun muncul, apalagi ekonomi diberikan itu penghancuran dimulai dimulai makanan, teknologi, oleh Batak itu Silaban hanya preman pasar julukan dari saya, dengan dokter gadungan kepolisian di Pontianak, Indonesia pembohong, begitu juga hukum di Pontianak (Lai, demikian) seorang oknum yang datang, membuka kebohongan itu.

Menjadi bobot mereka untuk hidup di tengah masyarakat, dari hasil utang ekonomi daerah, dan perbudakan, terhadap upah kerja Tionghoa (Hakka) – Melayu, Budha – Katolik – Protestan disini, bagaimana Islam dalam hal ini memahami konteks birokrasi mereka di masyarakat secara meyeluruh disini.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close