Pontianak, kehidupan sosial, akan tampak pada perebutan kelas sosial, perjuangan kelas dan berbagai hal terkait dengan ruang public yang dianggap sebagai persoalan di lapangan. Seringkali, hal ini tampak terbalik ketika perebutan fasilitas ruang publik, olahraga itu terjadi pada kelas sosial kebawah awalnya.
Berbagai kawasan yang terjadi adanya persoalan kesehatan,
dan olaharga yang terjadi pada tahun sebelumnya, dilakukan oleh pemerintah kota
pontianank, pada tahun 2001 – oleh Sutarmidji politik demokrasi yang saat ini
terjadi hingga saat ini.
Tampak saat ini setiap RT di kota Pontianak, terjadi dengan
adanya kehidupan persundalan (kawasan), dan kesehatan yang tidak di terapkan, dan
perebutan ruang olahraga pada anak – anak. Hal ini menjadi fenomena terjadi
pada sumber daya manusia di kota Pontianak ini.
Berawal dari persoalan miskinnya spritualitas, moralitas,
dan ekonomi dalam setiap kehidupan agama dan etnik hingga saat ini di
Pontianak. Berbagai hal terkait itu juga, ketidakpatuhan pada setiap aspek
sosial budaya di masyarakat, pada setiap demokrasi di tingkat kota, akan
belangsung terhadap inovasi dan pengetahuan yang diperoleh dari aspek kehidupan
beragama di Indonesia.
Bukannya hal ini menjadi pluralisme ketika agama hanya
menjadikan syarat untuk KTP saja, tetapi
berawal dari kehidupan iman yang tumbuh
sebelumnya, serta berbagai persoalan manusia dalam kondisi kesehatan
dalam kehidupan keluarga.
Hal ini lekat dengan adanya sistem sosial budaya atau etnik
di masyarakat terbentuk awalnya, dengan adanya kehidupan yang modern menjadi tuntutan manusia
dalam memahami keindahan sebagai awal dari kehidupan beragama di masing –
masing wilayah.
Pada tahun 2011 berbagai aktivitas politik, dalam
perkampungan kota, hingga saat ini menjadi pembelajaran yang baik, apa yang
terjadi hingga saat ini di Ibukota Jakarta. Menjadi awal bagaimana kehidupan
spritualitas penting sebagai peranan hidup dalam ruang politik, dan gereja - mesjid - Wihara - Pura atau rumah ibadah lainnya, tanpa diskriminasi saja sebagai awal dari tumbuhnya sumber daya manusia yang berkualitas.
0 comments