Melayu Kota : Politik Identitas, Pluralisme

9/15/2022

Pontianak, kehidupan sosial, akan tampak pada perebutan kelas sosial, perjuangan kelas dan berbagai hal terkait dengan ruang public yang dianggap sebagai persoalan di lapangan. Seringkali, hal ini tampak terbalik ketika perebutan fasilitas ruang publik, olahraga itu terjadi pada kelas sosial kebawah awalnya.

Berbagai kawasan yang terjadi adanya persoalan kesehatan, dan olaharga yang terjadi pada tahun sebelumnya, dilakukan oleh pemerintah kota pontianank, pada tahun 2001 – oleh Sutarmidji politik demokrasi yang saat ini terjadi hingga saat ini.

Tampak saat ini setiap RT di kota Pontianak, terjadi dengan adanya kehidupan persundalan (kawasan), dan kesehatan yang tidak di terapkan, dan perebutan ruang olahraga pada anak – anak. Hal ini menjadi fenomena terjadi pada sumber daya manusia di kota Pontianak ini.

Berawal dari persoalan miskinnya spritualitas, moralitas, dan ekonomi dalam setiap kehidupan agama dan etnik hingga saat ini di Pontianak. Berbagai hal terkait itu juga, ketidakpatuhan pada setiap aspek sosial budaya di masyarakat, pada setiap demokrasi di tingkat kota, akan belangsung terhadap inovasi dan pengetahuan yang diperoleh dari aspek kehidupan beragama di Indonesia.

Bukannya hal ini menjadi pluralisme ketika agama hanya menjadikan syarat untuk KTP saja, tetapi  berawal dari kehidupan iman yang tumbuh  sebelumnya, serta berbagai persoalan manusia dalam kondisi kesehatan dalam kehidupan keluarga.

Hal ini lekat dengan adanya sistem sosial budaya atau etnik di masyarakat terbentuk awalnya, dengan adanya kehidupan yang modern menjadi tuntutan manusia dalam memahami keindahan sebagai awal dari kehidupan beragama di masing – masing wilayah.

Pada tahun 2011 berbagai aktivitas politik, dalam perkampungan kota, hingga saat ini menjadi pembelajaran yang baik, apa yang terjadi hingga saat ini di Ibukota Jakarta. Menjadi awal bagaimana kehidupan spritualitas penting sebagai peranan hidup dalam ruang politik, dan gereja - mesjid - Wihara - Pura atau rumah ibadah lainnya, tanpa diskriminasi saja sebagai awal dari tumbuhnya sumber daya manusia yang berkualitas.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close