Kalimantan – Di perkampungan dengan konsumsi makanan segar yang
diperoleh dari pedesaan, dan dikemas dengan sederhana, suatu makanan yang dapat
disantap dengan nikmat. Kolektifitas pekerjaan, dan konflik etnik menjadi
karakteristik yang termobilisasi dengan baik adanya.
Dayak ketika memimpin, berbagai oknum tidak perlu dijelaskan siapa
nama mereka, tentunya pada kalangan kelas sosisla kebawah. Semena – mena dalam
bekerja dengan otoritas, dan berbagai tugas yang dilangsungkan baik itu di
gereja sebagai tempat lingkungan mereka berada.
Dramaturgi Kehidupan politisi di pedesaan, akan baik dengan kriminalitas
mereka perbuat, berharap para filsuf memahami hal ini untuk tidak menjadi
jahat, diberbagai sistem keagamaan, dan lainnya. Hal ini menjelaskan peristiwa
terjadi pada tahun 1967 – 1999 di
Kalimantan, sebagai awal cerita kehidupan moralitas dan spritualitas, serta
pengetahuan berasal.
Seksualitas wilayah akan menjadi baik bagi mereka dalam setiap
etnik yang melatarbelakangi berbagai sikap dan tindakan mereka di masyarakat,
serta lingkungan gereja baik itu kekerasan verbal dan non verbal.
Ketidaksopanan akan terjadi, pada kalangan kelas sosial kebawah lebih pada
birokrasi biasa, pendidik, dan tenaga kesehatan.
Pihak keamanan dalam hal ini, terus mengawal berbagai hal terkait
moralitas dan etika mereka pada kalangan biasa ini, tentunya berdampak pada
psikologis, dan kehidupan sosial budaya sebelum mereka berasal di Kalimantan
ini.
Pontianak – Ketidakjujuran (lapangan golf) - akan sering ditemui pada kalangan mereka,
dengan kolektif, gossip, diskriminasi, dan ketidakadilan, menjadi awal atau
warna kehidupan dari masyarakat Pontianak - Jakarta - sekitar lingkungan disini. Tepatnya bagaimana kehidupan agamis
berperan dalam setiap pekerjaan rumah mereka terhadap berbagai perbedaan, dan toleransi.
Dampak pada Ibukota Jakarta, sebagai pimpinan tertinggi tentunya
menjadi penting dalam melihat penugasan dan pekerjaan mereka di lapangan, serta
karakteristik mereka hidup di tengah masyarakat. sebagai kebuasaan mereka
terhadap ketimpangan ekonomi, kesejahteraan, dan ketidakadilan yang diciptakan
berasal dari diskriminasi yang diterapkan hingga saat ini.
Ketidakramahan ruang publik, tidak seperti di berbagai tempat yang tdiak melayani pengunjung dengan baik, dan tulus ikhlas, terutama pada bisnis Tionghoa di Indonesia, telah menjelaskan berbagai perbedaan yang begitu jauh pelayanannya, ketidaksopanan pelayan akan ditemui, begitu juga dengan pemilik akan tampak pada wajah kasar dan bahasa dkan ditemui.
0 comments