Pontianak - Tionghoa Indonesia dan kekuasaan merupakan persoalan yang mendasar dari hidup masyarakat pribumi disini, dalam ambang kehancuran dalam melihat berbagai persoalan dan masalah seksualitas yang mereka terapkan hingga saat ini, hal ini tanpa terkecuali bagaimana hidup sosial budaya meletakan dasar dari budaya lokal.
Moralitas seksualitas hampir hilang ketika tuntutan masa
berlangsung dengan adanya politik pada masa 1999 – 2008 disini, tanpa
terkecuali fase birokrasi pada tahun 1970an yang menyisakan pekerjaan kerja,
dan birokrasi dalam pembangunan ekonomi di Kalimantan.
Bagi mereka dengan budaya, dan spritualitas akan dipahami dengan
adanya kehidupan sosial budaya yang melekat pada kepentingan dagang, dan
seksualitas. Tionghoa Hakka berada pada ekonomi dan bisnis, tentunya memiliki
rasa malu terhadap teknologi, dan pengetahuan diterima sebagai akademik, dan pengajar.
Suatu persoalan dalam kebuasaan teknologi, dan spritualitas
menjadi penting dalam melihat aspek kehidupan budaya lokal, yang melekat pada
dinamika sosial yang berasal dari kalangan birokrasi, dengan kepentingan
politik seksualitas, dan kebijakan suatu daerah.
Pola pikir, yang tidak senang akan hal tersebut akan memaki,
dengan kedudukan rendah mereka di Indonesia, bukan pejabat, dan biasanya
orangtua mereka mengajarkan demikian, serta tidak menyadari sistem pembangunan
ekonomi diterapakan hingga saat ini memunculkan rasa ketidaksenangan.
Kebijakan, mengenai ketidaksenangan dengan adanya dinamika hukum, budaya, politik dan
seksualitas, mengarah pada materialistik, dan datang Tionghoa pada asimilasi
budaya - agamamis kristiani - non, dan setiap kehancuran perdagangan, seperti market, teknologi,
pendidikan, dan jasa medis.
Bagi mereka begitu bangga, akan menghadilkan ketidakpatuhan terhadap upaya manusia dalam melihat sistem ekonomi, dan psikologis dalam agama kristiani yang mereka percayai.
Budaya malu menjadi awal bagi mereka mengenal budaya Barat di Indonesia, dengan label moralitas rendah, persundalan, moralitas ekonomi, dan
seksualitas, yang berawal dari ekonomi dan bantuan Negara maju 1945 – 2022,
Jakarta.
0 comments