Tionghoa Indonesia – Pendidikan, Moralitas Dan Spritualitas

12/22/2022

Jakarta – Tionghoa Indonesia, ketika tidak mampu bersaing secara ekonomi dan bisnis, maka lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikan ditetapkan, serta teknologi yang masih menggunakan atau di impor dari Barat.

Hal ini menjelaskan bahwa tidak dapat bersaing secara inovasi dan pengetahuan, maka lapangan pekerjaan yang merugikan berbagai kalangan, terutama perusahaan asing yang ada di Jakarta. Maka, dalam sistem birokrasi dalam pembangunan ekonomi dan bisnis diberbagai Negara menjelaskan hal tersebut.

Tahun 1970an – 1999 maka, menjelaskan berbagai istilah krisis ekonomi, dan bantuan dari berbagai Negara yang kaya untuk membangun bisnis di Indonesia. Hal ini tanpa disadari bahwa Tionghoa membangun pendidikan tetapi merugikan institusi dan pekerjaan yang mereka terapkan hingga saat ini.

Bagaimana peserta didik dalam mengarah pada sistem birokrasi dan ekonomi, dalam menjalankan pendidikan dan bisnis sebagai alat untuk bersaing di tengah persaingan global. Tanpa menyadari bahwa mereka membuka lapangan pekerjaan dengan sistem ekonomi Indonesia, seperti pertokoan, market, dan lainnya.

Tanpa disadari upah pekerja begitu rendah, dengan kebijakan daerah, dan berbeda jauh dengan Barat. Hal ini tentunya baik sebagai pembenahan diri bagi mereka secara moralitas dan rasa syukur dalam sistem agama yang menjelaskan hal tersebut seperti kristiani dan non kristiani.

Yang perlu diketahui bahwa berbagai terkait dengan perdagangan yang memang relevan, seperti milik mereka dengan adanya moralitas dan agama kristiani di Indonesia, termasuk katolik dan protestan. Tanpa disadari bagaimana mereka hidup pada konflik yang diciptakan sendiri dan moralitas, kemiskinan dan persaingan kelas sosial di Indonesia.

Kalangan kelas sosial keatas akan diketahui dengan adanya budaya dan agama dalam bisnis dengan  konsep Barat misalnya tetapi tidak sesuai dengan standar dan keterlibatan mereka terhadap ekonomi -  bisnis, dan ketidaksenangan pada lingkungan sekitar.

Universitas yang menampung anak didik, hendaknya dipahami bagaimana mereka diciptakan dari biologis dan kualitas sumber daya manusia, dan standar kehidupan yang rendah. Persaingan dan konflik muncul dikarenakan kebijakan daerah, serta kebijakan yang berlaku dalam hal ini penting dalam menjalankan tugas dan moralitas bisnis mereka di masyarakat.

Topeng spritualitas tidak menggambarkan rupa Allah yang hadir dalam tubuh manusia terutama di Keuskupan Agung Pontianak - Indonesia. Hal ini diketahui bagaimana mereka mengajar, kepentingan ekonomi, politik dan sistem yang berlaku pada diskriminasi, dan haus akan kelas sosial, serta pengajaran dari perkataan mereka secara umum 1990an - 2022.

Hal ini dapat digambarkan bagaimana tubuh mereka bekerja di Pontianak, tepatnya menjadi kesakitan jasmani dan rohani secara khusus, dan tingkat batin spritualitas.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close