Indonesia, dengan sistem politik demokrasi yang menegangkan ketika berlangsung pemilihan umum di tengah masyarakat, dengan pandangan politik partai berbeda. Hal ini seringkali menjadi awal dari masyarakat hidup yang berasal dari kalangan agamis.
Ketika politik agama masuk pada tataran politik di daerah,
seringkali penggunaan teknologi menyimpang, dan bahasa digunakan tidak nyaman
didengar, maka mobilisasi terjadi dengan adanya rencana dan pemikiran pada
pelaku politik - kemiskinan.
Agama dalam hal ini seringkali menjadi awal dari hidup
mereka di masyarakat dan Negara, Tetapi dengan adanya perbedaan pandangan,
politik, budaya dan ekonomi akan berawal dari persoalan konflik internal partai
dan pendukung.
Moralitas hilang ketika kepentingan partai dalam setiap
pekerjaan mereka dan persoalan spritualitas dan budaya yang begitu lekat dengan
masyarakat bar – bar. Kaum agamis akan melihat berbagai pandangan mereka secara
agamis dengan syukur dan damai yang diterapkan pada setiap komisi di gereja
katolik.
Ketika hal ini menjadi baik dengan adanya persoalan sosial
dan budaya, seringkali hal ini baik dalam setiap kepentingan lainnya. Sehingga
berawal dengan kesan yang tidak mengenakan dengan masalah kejujuran mereka
terhadap politik yang kotor.
Hal ini mengingatkan pembangunan Indonesia, pada tahun 1950an hingga saat ini, dan terjadi penghancuran dikarenakan bekerja di tempat asing atau Negara kaya, seperti Amerika Serikat, dan berbagai hal terkait gaji yang diperoleh.
Berbagai Contoh kasus ketidaksenangan pada Sri Mulyani ketika bekerja di IMF World Bank yang menjadi
wawancana oleh Kick Andy dalam setiap perolehan harta kekayaan yang diperoleh, serta hampir rangkap 30 Jabatan yang diemban di Kementrian dan BUMN.
0 comments