Jakarta, spritualitas dan politik tidak lagi menjadi bersih ketika kotor politik telah masuk pada gereja Katolik, dengan pemerasan / pungli, kemiskinan, dan penganguran serta masuk pada konsumsi atau kesucian dalam makanan serta kehidupan moralitas dan etika Tionghoa - Kapuas Hulu, kolektif pada anggota partai PDI Perjuangan.
Hidup dalam kemiskinan dalam hutan menjadi bentuk dikasihani terus
karena tidak mengelola hasil hutan, dan memberdaya kehidupan dalam rumah
tangga, malas bekerja dianggap susah tetapi hasil hutan menjadi bentuk
mengumpulkan harta akan lebih baik pada orang Tionghoa itu.
Kehidupan sekitar paroki Keuskupan Agung Pontianak, menjelaskan
adanya resistensi dan konflik etnik, budaya dan agama serta rumah tangga,
karena tidak adanya pengetahuan dan moralitas hidup mereka di sini. Hal ini
menjelaskan bagaimana kriminalitas muncul pada masa Oevang Oeray 1967an di
Kalimantan Barat.
Konflik etnik, penjarahan dan lainnya menjelaskan adanya
kriminalitas HAM yang berat di masa lalu, dalam hasil alam yang dikuasai dan
pengusiran terjadi di pedesaan Kalimantan. Hal ini diketahui bagaimana
keterlibatan oknum tersebut yang serumpun dengan kiriminalitas tersebut orang
Melayu – Orang Dayak serta Tionghoa di Kalimantan.
Penjahat biologis dalam hal ini seksualitas oleh orang Tionghoa,
pada sekolah santo petrus, Sihombing SMU 2 Protestan menjelaskan seksualitas, dan moralitas orangtua mereka yang rendah karena kepentingan pekerjaan, ekonomi, dan hukum agama Katolik di Keuskupan Agung, dapat diketahui.
Konflik dilakukan kembali dalam rumah tangga misalnya konsumi, dengan ajaran agama
katolik untuk patuh terhadap orang tua, dilakukan dengan adanya kehidupan
konsumsi yang dibutuhkan setelah mengumpulkan hasil hutan, dan menguras
keringat dalam setiap pekerjaan mereka selama ini.
Hukum akan diketahui bagaimana memperlakukan orang, dalam sistem
ekonomi, konsumsi, transportasi, dan pendidikan serta medis di Tanah
Kalimantan, yang saat ini numpang hidup di mana – mana di tanah Jawa, dari
hasil kriminalitas, politik dan ekonomi di Kalimantan Barat pada periode 1999 –
hingga sekarang.
Kolektif menyerang terjadi pada saya dan tidak, dalam hidup mereka di masyarakat, rumah tangga, dan pendidikan, dan lingkungan gereja dan pekerjaan yang berlangsung di Pontianak. Hal ini menjelaskan bahwa ketidaksenangan, kekejaman, kehidupan budaya yang berkedok agama Katolik - Protestan di Pontianak memunculkan teroris terjadi.
0 comments