Kriminalitas, Kemiskinan, Pemerasan Lingkungan Keuskupan Agung

3/21/2023

Jakarta, spritualitas dan politik tidak lagi menjadi bersih ketika kotor politik telah masuk pada gereja Katolik, dengan pemerasan / pungli, kemiskinan, dan penganguran serta masuk pada konsumsi atau kesucian dalam makanan serta kehidupan moralitas dan etika Tionghoa - Kapuas Hulu, kolektif pada anggota partai PDI Perjuangan.

Hidup dalam kemiskinan dalam hutan menjadi bentuk dikasihani terus karena tidak mengelola hasil hutan, dan memberdaya kehidupan dalam rumah tangga, malas bekerja dianggap susah tetapi hasil hutan menjadi bentuk mengumpulkan harta akan lebih baik pada orang Tionghoa itu.

Kehidupan sekitar paroki Keuskupan Agung Pontianak, menjelaskan adanya resistensi dan konflik etnik, budaya dan agama serta rumah tangga, karena tidak adanya pengetahuan dan moralitas hidup mereka di sini. Hal ini menjelaskan bagaimana kriminalitas muncul pada masa Oevang Oeray 1967an di Kalimantan Barat.

Konflik etnik, penjarahan dan lainnya menjelaskan adanya kriminalitas HAM yang berat di masa lalu, dalam hasil alam yang dikuasai dan pengusiran terjadi di pedesaan Kalimantan. Hal ini diketahui bagaimana keterlibatan oknum tersebut yang serumpun dengan kiriminalitas tersebut orang Melayu – Orang Dayak serta Tionghoa di Kalimantan.

Penjahat biologis dalam hal ini seksualitas oleh orang Tionghoa, pada sekolah santo petrus, Sihombing SMU 2 Protestan menjelaskan seksualitas, dan moralitas orangtua mereka yang rendah karena kepentingan pekerjaan, ekonomi, dan hukum agama Katolik di Keuskupan Agung, dapat diketahui.

Konflik dilakukan kembali dalam rumah tangga misalnya konsumi, dengan ajaran agama katolik untuk patuh terhadap orang tua, dilakukan dengan adanya kehidupan konsumsi yang dibutuhkan setelah mengumpulkan hasil hutan, dan menguras keringat dalam setiap pekerjaan mereka selama ini.

Hukum akan diketahui bagaimana memperlakukan orang, dalam sistem ekonomi, konsumsi, transportasi, dan pendidikan serta medis di Tanah Kalimantan, yang saat ini numpang hidup di mana – mana di tanah Jawa, dari hasil kriminalitas, politik dan ekonomi di Kalimantan Barat pada periode 1999 – hingga sekarang.

Kolektif menyerang terjadi pada saya dan tidak, dalam hidup mereka di masyarakat, rumah tangga, dan pendidikan, dan lingkungan gereja dan pekerjaan yang berlangsung di Pontianak. Hal ini menjelaskan bahwa ketidaksenangan, kekejaman, kehidupan budaya yang berkedok agama Katolik - Protestan di Pontianak memunculkan teroris terjadi.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close