Pontianak 1970an, hutan yang memiliki kawasan dan hutan madu yang
melimpah dengan alami akan berbeda dengan madu ternak dibudidayakan petani.
Kawasan hutan adat Dayak di Kalimantan, memiliki kayu bakara yang memiliki
nilai medis terhadap budaya masyarakat adat Dayak.
Kayu bakara kini dilestarikan, dan dijadikan obat dengan tanaman
yang baik bagi ilmu medis di Indonesia. Seperti dijelaskan untuk penyakit
asam urat, kolestrol dan penyakit lainnya. Herbal teh dikemas dengan baik, dengan
konsumsi yang disediakan dengan baik.
Maka, dengan demikian berbagai hal terkait dengan penyakit lainnya
akan diobservasi secara medis di hutan Kalimantan. Dijelaskan kembali mengenai
dinamika budaya, sosial dan adat istiadat masyarakat Dayak.
Untuk mengetahui berbagai
kejahatan medis, dan perebutan kekuasaan dan konflik SDA, dan
mata pencaharian telah dijelaskan dengan baik, oleh para pengusaha, dan
birokrasi lokal di Kalimantan Barat sebelumnya.
Pontianak, setiap riwayat hidup, dan kemiskinan dan agama
kristiani tidak lekat pada dinamika keluarga para imam katolik, dan kekuasaan
di Kalimantan Barat dan Jakarta hingga saat ini, disetiap masa periode spritualitas, Keuskupan gereja di Indonesia.
Kebuasaan dan kekejaman umat katolik, terutama pengusaha kayu ketika
itu pada tahun 1970a, dan birokrasi oleh djan ketika itu bekerja akan tampak
dengan dinamika konflik di Universitas UPB dan rumah tangga, dan wilayah yang berasal
dari kalangan urban Tionghoa - Dayak.
Hal ini menjadi biangnya adalah kaum masyarakat Batak dan Jawa,
serta Tionghoa di Indonesia, dengan kemiskinan, dan rancangan hidup di
perkotaan, dan rumah tangga, melalui gereja katolik. Terutama di RT 003 di
Pontianak, kebiadaban orang tua dan konflik diciptakan untuk kejahatan dalam
hal ini dijelaskan.
Karakteristik Tionghoa di Indonesia, dengan adanya kekayaan yang
berkedok agama katolik, telah sembunyi di Pontianak, dengan agama Budha, dan
Konghucu. Islam dengan kelas sosial rendah hidup di Pontianak, yang mencoba –
coba terhadap spritualitas dan bisnis.
Maka, dijelaskan kehidupan sosial, Tionghoa Indonesia, dramatis,
dalam hidup bermasyarakat ketika berhadapan seksualitas dengan kaum pribumi di
Indonesia, meliputi masyarakat Dayak, Jawa, Melayu, dan Batak , serta NTT
dikarenakan kemiskinan hidup sebelumnya pada tahun 1945 hingga sekarang.
0 comments