Pontianak, budaya konsumsi masyarakat perkotaan dapat meningkatkan berbagai gejala terkait dengan diabetes – gula naik. Hal ini dikarenakan metode memasak nasi misalnya sudah modern, hal ini berakibatkan pada dinamika budaya masyarakat modern terjadi.
Masyarakat adat, pedesaan yang masih menggunakan metode lama
adalah ketika kehidupan budaya sosial akan berasal dari kalangan masyarakat
adat yang tinggal dikawasan hutan, dikarenakan berbagai hal terkait dengan
konsumsi masyarakat pedesaan berupa daging – dagingan, dan padi.
Tingkat konsumsi berdampak pada dinamika budaya sosial masyarakat adat dengan adanya dinamika sosial dan perubahan sosial, dan iklim makanan dan konsumi mempengaruhi masalah kesehatan dan alkohol - non.
Maka, dengan demikian
berbagai hal terkait dengan budaya masyarakat adat, terutama di Kalimantan
Barat, diketahui memiliki pola konsumsi yang masih sama masyarakat Tionghoa
Hakka dan Dayak pedalaman di Kapuas Hulu.
Pola konsumsi, masyarakat Kapuas Hulu, jika sudah tidak ada ikan
belidak, dan dilestarikan berdasarkan hukum pelestarian maka, hekeng - udang menjadi
baik terhadap perubahan gaya hidup, dan konsumsi masyarakat pedesaan hingga saat, ini terutama di Kapuas Hulu, hal ini dapat ditemui di produksi rumahan seperti bekasam dll.
Urbanisasi, masyarakat Tionghoa Hakka – Jakarta, diketahui dengan
adanya dinamika budaya, sosial yang berasal dari kalangan masyarakat adat
hingga saat ini. Maka, modernisasi dan gaya hidup, mempengaruhi tingkat
konsumsi dan percepatan ekonomi masyarakat di kota Pontianak.
Ada juga, untuk masyarakat adat seperti di wilayah Sanggau –
Kapuas Hulu, dinamika budaya konsumsi masyarakat tidak lagi sama, atau berbeda
rasa, maka tidak perlu dikagetkan jika konsumsi kota Pontianak, berperan dari
aspek budaya dan kehidupan seksualitas – dan konflik berdasarkan kepentingan
dan ekonomi yang lamban.
0 comments