Kesehatan Mental Dan Gaya Hidup

2/04/2024

Indonesia, Masyarakat Adat memiliki ragam budaya dan konsumsi yang tidak berbeda jauh dengan masyarakat Tionghoa Indonesia yang tinggal disekitar kawasan perkotaan dan pedesaan. Hal ini diketahui bahwa berbagai ragam dinamika budaya, akan lekat dengan masyarakat adat disini.

Budaya konsumsi, meliputi makanan khas pedesaan seperti babi, sayur asin, ubut kelapa, kare ayam akan sangat dinikmati pada perayaan besar, dan khusus. Hal ini diketahui dengan adanya budaya dan ragam makanan hasil hutan yang diperoleh disini yang masih tradisional.

Ketika hal ini diperoleh hasil hutan, mental masyarakat adat mesti di tata kembali, menjadi adanya daya beli, daru alat tukar Rp. 20.000 untuk memiliki mental yang baik terhadap berbagai kebutuhan di masyarakat hingga saat ini, atau tidak gratisan.

Hal ini misalnya dengan membeli merupakan salah satu perubahan hidup yang baik, bagi masyarakat adat Dayak dan Tionghoa Indonesia. Ketika hal ini, terjadi dengan adanya aset yang diperoleh, baik dengan dramatis, akan berbeda dengan adanya modal yang diperoleh dari hasil bekerja, yaitu utang.

Untuk memperbaiki, hal ini maka kreatifitas akan baik dilakukan melalui rasa atau kuliner, dan lainnya sebagai nilai tambah dan alat tukar yang berasal dari kalangan masyarakat adat Dayak pada masa ini 2011 – hingga sekarang.

Ketika mata uang menjadi baik, dalam melihat uang yang diperoleh maka, dengan mata uang yang berbeda bermula dengan masyarakat adat – nilai kurs yang ada akan memiliki nilai terhadap kebudayaan masyarakat, sebagai nilat tambah.

Tahun 2002, di Pontianak akan diketahui bagaimana hal ini penting dalam melihat masalah masyarakat adat Dayak yang hidup di pedesaan – perkotaan, begitu juga dengan Tionghoa Indonesia bermigrasi. Ketika hal ini lekat pada kebudayaan masa lalu yang terjadi pada sistem hukum di Indonesia 1945 - Kolonial.

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close